Sabtu, 24 Maret 2018

3 Resiko Dalam Budidaya Lele


Dalam budidaya lele, tidak hanya peluang dan keuntungan yang dilihat. Faktor resiko dan hambatan juga harus di jadikan perhatian yang serius. Dan berikut resiko dalam budidaya lele
  • Kehilangan Sejumlah Lele Akibat Kematian Mendadak

Risiko yang mungkin dialami pembudidaya lele adalah kematian sejumlah lele dalam jumlah yang cukup banyak. Umumnya, terjadi pada ikan ukuran benih siap tebar. Namun, sebenarnya jika memelihara beberapa kolam, banyaknya benih yang mati tidakterlalu masalah. Sebabtidak mungkin kolam yang lainjuga begitu. Penebaran benih antara kolam satu dan lainnya yang menggunakan bahan dari supplier terpal diatur agar tidak serempak. Ada interval waktu sekitar satu minggu. Permasalahan ini biasanya terjadi pada pemulayang kurang mengerti penanganan benih yang baik, yakni dari penanganan saat pengangkutan hingga penebaran dan pengondisian air yang memenuhi syarat. Jika sudah memahami dengan baik, biasanya tidak akan terulang lagi atau bisa diminimalisasi.
Saat penyaringan pada segmen pendederan benih kadang-kadang permasalahan ini terjadi. Penyebabnya sama, akibat ketidakpahaman mengenai penanganan benih yang baik. Umumnya, petani pemula menyaring benih, lalu memindahkan ke kolam atau wadah lain yang airnya sama sekali baru. Seharusnya, air harus dikondisikan lebih dulu hingga terdapat kandungan pakan alami yang cukup banyak. Penyebab lainnya adalah sisa kotoran yang tidak diangkat, lalainya pengontrolan suhu air, dan ketidakteraturan pemberian pakan.
  • Benih dan Lele Konsumsi Melebihi Kebutuhan Konsumsi

Ada saat-saat lele mengalami kelebihan produksi. Biasanya terjadi pada musim hujan. Ketika musim hujan, pedagang pecel lele sedikit mengalami penurunan omset penjualan. Akibatnya, banyak lele ukuran konsumsi yang tidak terserap pasar. Agar seluruhnya terjual, biasanya petani harus menurunkan harga jual lele. Pada musim hujan, jumlah benih di petani biasanya cukup banyak. Sementara, banyak pembudidaya pembesaran lele yang istirahat berproduksi pada musim hujan tersebut. Akibatnya, banyak benih yang tidak terjual. Hal ini akan berpengaruh terhadap turunnya harga benih. Biasanya, turunnya harga komoditas pesaing lele juga turut menurunkan harga jual lele konsumsi. Sebab banyak masyarakat yang beralih sementara membeli komoditas pesaing tersebut. Misalnya, ikan tangkapan laut seperti tongkol yang pada waktu tertentu mengalami penurunan harga. Selain itu, jika ayam broiler harganya anjlok, biasanya masyarakat lebih memilih membeli ayam dari pada lele.
  •  Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat

Menurut Dian, salah seorang karyawan senior di CV. Jumbo Bintang Lestari yang mengelola budi daya lele di daerah Bogor, menyatakan bahwa kendala utama yang memengaruhi fluktuasi harga lele di pasaran adalah faktor sosial ekonomi masyarakat. Ketika liburan sekolah, masyarakat lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli kebutuhan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar