Dalam budidaya lele, tidak hanya peluang dan keuntungan yang
dilihat. Faktor resiko dan hambatan juga harus di jadikan perhatian yang
serius. Dan berikut resiko dalam budidaya lele
- Kehilangan Sejumlah Lele Akibat Kematian Mendadak
Risiko yang mungkin dialami pembudidaya lele adalah kematian
sejumlah lele dalam jumlah yang cukup banyak. Umumnya, terjadi pada ikan ukuran
benih siap tebar. Namun, sebenarnya jika memelihara beberapa kolam, banyaknya
benih yang mati tidakterlalu masalah. Sebabtidak mungkin kolam yang lainjuga
begitu. Penebaran benih antara kolam satu dan lainnya yang menggunakan bahan dari supplier terpal diatur
agar tidak serempak. Ada interval waktu sekitar satu minggu. Permasalahan ini biasanya terjadi pada
pemulayang kurang mengerti penanganan benih yang baik, yakni dari penanganan
saat pengangkutan hingga penebaran dan pengondisian air yang memenuhi syarat.
Jika sudah memahami dengan baik, biasanya tidak akan terulang lagi atau bisa
diminimalisasi.
Saat penyaringan pada segmen pendederan benih kadang-kadang
permasalahan ini terjadi. Penyebabnya sama, akibat ketidakpahaman mengenai
penanganan benih yang baik. Umumnya, petani pemula menyaring benih, lalu
memindahkan ke kolam atau wadah lain yang airnya sama sekali baru. Seharusnya,
air harus dikondisikan lebih dulu hingga terdapat kandungan pakan alami yang
cukup banyak. Penyebab lainnya adalah sisa kotoran yang tidak diangkat,
lalainya pengontrolan suhu air, dan
ketidakteraturan pemberian pakan.
- Benih dan Lele Konsumsi Melebihi Kebutuhan Konsumsi
Ada saat-saat lele mengalami kelebihan produksi. Biasanya
terjadi pada musim hujan. Ketika musim hujan, pedagang pecel lele sedikit
mengalami penurunan omset penjualan. Akibatnya, banyak lele ukuran konsumsi
yang tidak terserap pasar. Agar
seluruhnya terjual, biasanya petani harus menurunkan harga jual lele. Pada musim hujan, jumlah benih di petani biasanya cukup
banyak. Sementara, banyak pembudidaya pembesaran lele yang istirahat
berproduksi pada musim hujan tersebut. Akibatnya, banyak benih yang tidak
terjual. Hal ini akan berpengaruh terhadap turunnya harga benih. Biasanya, turunnya harga komoditas pesaing lele juga turut
menurunkan harga jual lele konsumsi. Sebab banyak masyarakat yang beralih
sementara membeli komoditas pesaing tersebut. Misalnya, ikan tangkapan laut
seperti tongkol yang pada waktu tertentu mengalami penurunan harga. Selain itu,
jika ayam broiler harganya anjlok, biasanya masyarakat lebih memilih membeli
ayam dari pada lele.
- Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat
Menurut Dian, salah seorang karyawan senior di CV. Jumbo
Bintang Lestari yang mengelola budi daya lele di daerah Bogor, menyatakan bahwa
kendala utama yang memengaruhi fluktuasi harga lele di pasaran adalah faktor
sosial ekonomi masyarakat. Ketika liburan sekolah, masyarakat lebih memilih
menghabiskan uangnya untuk membeli kebutuhan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar