Sebandel dan seburuk apapun seorang laki-laki, pasti dia
ingin menjadi seorang ayah yang baik. Ustadz solmed
yang baik pun harus belajar baik sebagai ayah ,begitupula juga dengan ayah yang
bukan ustadz perlu belajar. Termasuk Anda, pasti Anda haus dengan tips dan
trik, serta bagaimana caranya menjadi seorang ayah yang baik.
Karena memang salah satu penyesalan yang paling menyakitkan,
yang notabene tak sedikit orang menyesalinya, adalah ketika sudah tua, baru
sadar ternyata Anda gagal menjadi ayah yang baik.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Haruslah Anda
ketahui apa saja tanda-tanda seorang ayah yang baik. Nah, berikut ini, adalah
hal yang tak akan dilakukan oleh seorang ayah yang baik, kepada anak-anaknya.
1. Ayah yang Baik Tidak Akan Memberikan Contoh yang Buruk
Banyak sang ayah yang menasehati anaknya supaya sopan, baik,
jangan nakal, jangan berperilaku kasar dan berkata-kata kasar. Namun, ternyata,
ia sendiri pun malah berperilaku kasar dan berkata kasar ketika lagi menyetir
mobil, sekiranya ada orang yang menjengkelkan di jalan. Bahkan kadang ia
berkata kasar kepada istrinya.
Si ayah lupa bahwa anak-anak itu cenderung mengikuti apa
yang ia contohkan, daripada apa yang ia nasehatkan.
2. Ayah yang Baik Tidak Akan Sering Memukul Anaknya
Salah satu yang menjadi penyebab gagal seseorang menjadi
ayah yang baik, adalah karena tidak mampu memberikan pemahaman yang baik dan
benar kepada anaknya, kemudian ia menggunakan kekerasan, tujuannya supaya
anaknya agar paham akan sesuatu.
Padahal, itu adalah cara yang keliru. Suatu informasi, tidak
akan langgeng di kepala, apabila disampaikan dengan kekerasan, bukan dengan
pemahaman dan kesadaran akal, apalagi bila ingin diantaran kepada seorang anak.
Akibatnya, si anak hanya akan mengamalkan suatu informasi
itu bila ada ancaman, namun ia tidak akan mengamalkannya, bila tidak ada
ancaman. Intinya, tidak terbangunnya kesadaran.
3. Ayah yang Baik Tidak Akan Pelit Waktu dengan Anak-Anaknya
Anak-anak kita sangat mengharapkan akan kehadiran kita,
ayahnya, hampir di setiap waktu. Sayangnya, ada beberapa ayah yang tipe
workaholic, yaitu yang pergi kerja di pagi hari ketika anaknya belum bangun
bobok, dan pulang kerja di malam hari ketika anaknya sudah bobok.
Bahayanya, sekiranya sang ayah jarang menghabiskan waktu
bersama anaknya, jangan heran bila sang anak bakal menjadi orang yang lebih
mendengar apa kata temannya, daripada kata ayahnya.
Sementara ada ayah lain yang kerap bermain-main bersama
anaknya, makan bareng anaknya, menghabiskan waktu dan bersenang-senang dengan
anaknya. Tak heran, di kemudian hari ia menjadi loyal terhadap ayahnya. Laksana
bersahabat.
4. Ayah yang Baik Tidak Akan Lupa pada Apa-Apa yang ada pada
Anaknya
Yah, jangan sampai Anda menjadi ayah yang tidak tahu apa
makanan favorit anaknya, apa hobinya, kapan tanggal lahirnya, apa agenda
bersama nanti, dan perihal lainnya yang ada pada anak.
Bila Anda sering lupa akan apa-apa yang ada pada anak Anda,
terutama pada hal yang baginya itu sangat berharga, penting, dan
menyenenangkan, maka ia akan kecewa dengan Anda. Kemudian ia menjadi males
lapor apa-apa kepada Anda.
5. Ayah yang Baik Tidak Akan Lupa untuk Mengapresiasi
Pekerjaan Anaknya
Kerap pilu juga rasanya ketika misalnya sang anak dapat
nilai bagus pada suatu ujian mata pelajarannya di Sekolah, kemudian menunjukkannya
kepada orang tuanya, namun orang tuanya malah bilang, “Halah, baru dapaet nilai
80 aja udah bangga. Yang lain pasti dapet nilai 90 kan? Yang lain pasti dapet
nilai 100 kan?”
Dan masih banyak contoh tiadanya apresiasi kepada sang anak.
Seperti misalnya ketika sang anak membuat Rumah menjadi kotor dan berantakan,
anaknya dimarahin. Tapi ketika anaknya rajin bersih-bersih, ayahnya biasa-biasa
saja, diem-diem aja. Atau ketika anaknya ada merusakkan barang, memecahkan
barang, anaknya dimarah-marahin dan dipukulin. Namun, ketika ayahnya juga
memecahkan atau merusak barang, ayahnya diem-diem aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar