Sudah banyak remaja yang hamil di luar nikah di jaman
sekarang ini. Sebenarnya, faktanya adalah tidak ada orang tua yang menginginkan
anak gadisnya sudah tidak perawan lagi sebelum dia menikah. Apalagi jika dia
hamil sebelum resmi sebagai pasangan suami istri. Meskipun begitu, orang tua
patut disalahkan jika anak gadisnya yang masih tergolong dalam usia remaja
kehilangan keperawanannya dan hamil di luar nikah. Hal ini dikarenakan, orang
tua kurang mengawasi pergaulan anak-ananya yang sudah terlanjur terjebak dalam
pergaulan bebas.
Selain itu, kenapa banyak kasus terjadinya hamil di luar
nikah ini sebenarnya dikarenakan rasa ingin tahu remaja yang begitu tinggi
terhadap seks. Hal ini seringkali membuat mereka terlibat dalam hubungan seks
di luar nikah. Bahkan para remaja itu banyak yang menganggap bahwa perbuatan
itu tidak apa-apa dilakukan karena toh kebanyakan teman-temannya juga
melakukannya. Inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan orang tua.
Tetapi, menurut pakar psikolog remaja, seks pra-nikah apapun
alasannya tetaplah salah. Hal ini dikarenakan perbuatan itu melanggar moral
serta sebenarnya perbuatan itu merupakan salah satu bentuk perbuatan yang tidak
menghargai diri sendiri.
Perlu orang tua ketahui bahwa si anak pasti membutuhkan
keberanian ekstra untuk mengakuinya. Jadi, ketika dia sudah berani untuk
mengaku, biasanya mereka langsung dimarahi. Padahal hal ini dapat menyebabkan
si anak menjadi depresi. Selain itu, yang dibutuhkan untuk menangani kasus ini
yakni bagaimana caranya untuk selalu menjaga kondisi psikologis anak.
Selanjutnya, apakah solusi menikah sudah tepat untuk anak
yang hamil di luar nikah? Sebenarnya, ini bukanlah solusi yang tepat.
Kebanyakan orang tua menikahkan anaknya yang menghadapi masalah seperti ini
karena malu dan menghindari aib. Selain itu mereka juga takut bahwa anaknya
tidak akan laku lagi jika para pria mengetahui bahwa dia sudah tak perawan
lagi. Apakah ini sudah merupakan jalan keluar yang benar?
Menikah sebenarnya bukanlah solusi yang tepat untuk remaja
yang hamil sebelum nikah. Hal ini dikarenakan, kebanyakan para remaja itu belum
ingin menikah. Jika dipaksa untuk menikah, bisa jadi dia semakin depresi lagi
dan menimbulkan kebahayaan selanjutnya, seperti menggugurkan anak nya ke klinik aborsi . Selain itu,
dari pihak lelaki, mungkin saja dia juga belum ingin menikah. Jika hal ini
terjadi, bisa-bisa kehidupan pernikahan mereka ke depannya hancur karena sudah
tidak ada rasa cinta lagi dalam keluarga, meskipun si bayi sudah lahir. Lalu,
bagaimana dengan karakteristik dari pihak lelaki? Apakah dia dapat menjaga
putrinya dengan baik? Hal ini patut dicermati oleh orang tua agar anaknya tetap
dapat merasakan kehidupan bahagia sebuah pernikahan pada masa depannya,
meskipun dia pernah melakukan perbuatan buruk pada masa lalunya.
Selain itu, orang tua juga harus tahu bahwa tidak semua
laki-laki mempunyai prinsip sama ketika akan menikahi wanita. Masih ada
laki-laki yang mau menikahi wanita yang sudah tidak perawan, asalkan memang ada
kejujuran dari keduanya. Jadi yang terbaik adalah dengan memberikan waktu pada
anak untuk memikirkan langkah ke depannya dengan tenang.
Dan juga ada baiknya anda sebagai orang tua, juga membaca
artikel tentang pendidikan seks agar kita tidak salah langkah.